Embun Taushiyah - 24 Juni 2004 (Sumber : milis)
--------------------------------------------------------------------------------
Tiga sahabat, yang selalu mendampingi kita dalam hidup ini dan sering kita beda-bedakan dalam kenyataan hidup ini.
Sahabat-sahabat yang dimaksud antara lain :
Sahabat Pertama yaitu sahabat yang sangat kita idam-idamkan, sangat kita impikan, sangat kita jaga karena takut kehilangan, sangat kita sayang, sering kita memuji keadaannya yang indah dan cantik. Bahkan karena sahabat yang pertama ini kita sering lupa diri dan melupakan sahabat-sahabat yang lainnya. Pada sahabat pertama ini kita sangat setia. (Siapakah dia ?)
Sahabat Kedua yaitu sahabat tempat kita curhat segala isi hati, sahabat kedua ini sering mendo’akan kita, mendambakan kita, mengharapkan kehadiran kita, sangat menyayangi kita dan sangat setia sampai kapan dan dimana pun, sahabat kedua ini sering rela berkorban untuk kita dengan segala kemampuannya. Kita sangat sayang kepada sahabat kedua ini, akan tetapi kita juga sering melupakannya ketika kita sedang dekat dengan sahabat pertama. (Siapakah dia ?)
Sahabat Ketiga yaitu sahabat yang sebenarnya sangat kita kenal, tetapi kita sering bersikap acuh tak acuh bahkan jelas-jelas sering kita melupakannya dan menjauhinya. Kesetiaan, perhatian dan kedekatan kita pada sahabat ini sangat kurang, padahal seandainya kita tahu sahabat ketiga ini, tanpa diminta pun dia selalu setia akan mendampingi kita kemanapun kita pergi dan bahkan mampu menyelamatkan kita disaat kita mengalami kesusahan/kesesatan. (Siapakah dia ?)
Suatu hari datanglah kerumah kita seorang tamu yang tak diundang menjemput/mengajak kita pergi. Ajakan tamu itu kadang-kadang sering menakutkan kita, padahal ajakannya itu adalah merupakan sebagian dari hak yang harus kita dapatkan dan kita jalani dalam hidup ini.
Karena takut kehilangan dan takut jauh dengan ketiga sahabat di atas, kita mencoba untuk mengajak mereka semua agar mau menemani kita ketika pergi bersama dengan tamu itu. Namun ?
Sahabat Pertama, sahabat yang sangat kita sayang, bahkan sayangnya kita kepada sahabat ini bisa mengalahkan sayangnya kita kepada sahabat-sahabat yang lain (sahabat kedua dan ketiga). Saat kita akan pergi bersama tamu tadi, sahabat ini tidak bisa ikut mengantarkan kita, dia hanya diam membisu. Inikah balasan yang diberikan dari sahabat pertama kepada kita yang sangat menyayanginya ? Sahabat ini tidak bisa kita ajak, tidak bisa kita bawa, tidak bisa menemani kita dan kata terakhir hanya ... selamat jalan ?...
Sahabat Kedua, sahabat ini saat kita ajak untuk ikut dengan tamu itu dia lebih baik dari sahabat yang pertama dan dia bisa mengantarkan kita namun dia tidak bisa seterusnya pergi dengan kita karena sahabat kedua ini masih punya tugas dan kewajiban yang lain dan dia hanya bisa menitikan air mata dan mendo’akan kita ketika pergi dengan tamu itu, semoga kita bahagia disana.
Sahabat Ketiga, sahabat yang pernah kita lupakan dan kita jauhi, tetapi disa’at kita ajak untuk ikut dengan tamu itu dia mau mendampingi kita dengan setia tanpa pamrih. Sebenarnya sahabat ketiga ini tanpa kita minta pun dia sudah siap untuk pergi dengan kita kemanapun. Oh ? setelah tahu, kita sangat menyesalinya kenapa kita menjauhi sahabat ketiga ini ? dan
siapakah dia ini ?
Para pembaca yang budiman inilah nama sebenarnya dari Tamu, dan ketiga sahabat kita.
Tamu adalah Malaikat Izroil (pencabut nyawa)
Sahabat Pertama adalah Harta dunia
Sahabat Kedua adalah Keluarga
Sahabat Ketiga adalah Amal Ibadah
Pandai-pandailah kita bersikap kepada semua sahabat agar mereka selalu bisa bersama kita sampai kapan pun. Sikap kita kepada :
Sahabat Pertama, manfa’atkan di jalan Allah SWT sebagai amal jariyah karena harta dunia yang benar-benar milik kita adalah harta yang sudah kita amalkan di jalan Allah SWT. Biar bergelimang harta di dunia tetapi kurang diamalkan harta itu, apalah artinya ? Ingat kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat (ingat do’a sapu jagad).
Sahabat Kedua, ajarkanlah kepada sahabat kedua ini segala kebaikan agar semuanya menjadi keluarga yang sholeh penuh rahmat dan lindungan Allah SWT.
Sahabat Ketiga, banyak-banyaklah amal ibadah selama kita hidup di dunia untuk bekal kelak di akhirat.
Amal ibadah yang pahalanya terus mengalir ke alam kubur :
- Ilmu yang bermanfa’at
- Doa anak sholeh
- Amal Jariyah
Semoga semua ini bisa menjadi renungan untuk meningkatkan amal ibadah kita ... aamiin ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar