Minggu, 24 Agustus 2008
SEMPURNAKAN PUASAMU
Oleh Muhammad Yusuf*
Rasullah SAW pernah bersabda : “Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga”. (HR: Nasai & Ibnu Majah).
Hadist di atas mengisyaratkan bahwa puasa seseorang tidak akan sempurna hanya dengan menahan diri dari lapar dan dahaga saja mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, tapi lebih dari itu puasa juga menuntut untuk menahan anggota badan dari berbagai perbuatan dosa dan keji.
Imam Ghozali menerangkan kesempurnaan puasa tersebut dengan enam hal :
Menundukkan pandangan dan menahannya dari berkeliaran memandang ke setiap hal yang tercela dan dibenci, mengendalikan mata dari hal yang bisa menyibukkan hati dan melalaikan diri dari mengingat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Pandangan adalah salah satu anak panah beracun di antara anak panah yang diluncurkan iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya keimanan yang erasa manis dalam hatinya. (HR: Hakim).
Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, gunjingan, kekejian, perkataan kasar, pertengkaran dan perdebatan. Mengendalikannya dengan diam, menyibukkan diri dengan dzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an. Itulah yang disebut puasa lisan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya puasa merupakan perisai; apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula berlaku bodoh.; dan jika ada seseorang menyerangnya atau mencacinya maka hendaklah ia mengatakan “sesungguhnya aku sedang berpuasa”.(HR: Bukhari & Muslim).
Menahan pendengaran dari mendengarkan hal-hal yang dibenci dan kurang baik, karena setiap hal yang diharamkan mengucapkannya diharamkan pula mendengarkannya. Allah SWT berfirman: “ … maka janganlah kalian duduk bersama mereka sehingga mereka masuk ke pembicaraan yang lain, karena sesungguhnya (jika kamu berbuat demikian) tentulah kalian serupa dengan mereka. (An-Nisa 140).
Menahan berbagai anggota badan lainnya dari berbagai perbuatan dosa, seperti menahan tangan dan kaki dari hal yang tercela, menahan perut dari berbagai hal yang syubhat ketika berbuka, dsb. Rasulullah SAW bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga”. Di katakan ia adalah orang yang tidak menjaga anggota badannya dari dosa dan maksiat.
Tidak memperbanyak makan ketika berbuka meskipun itu makanan yang halal, karena tidak ada tempat yang paling dibenci oleh Allah selain perut yang penuh dengan makanan halal. Tujuan puasa adalah pengosongan perut dan menundukkan hawa nafsu demi memperkuat jiwa menuju taqwa. Ini tidak akan terwujud dengan perut yang penuh dengan makanan.
Hendaknya setelah iftar (berbuka) hatinya gelisah penuh cemas dan harap, apakah puasanya telah diterima Allah atau tidak, sebab ia tidak tahu apakah puasanya diterima sehingga mengantarkan ke dalam golongan muqarrabin atau sebailnya ditolak puasanya sehingga termasuk golongan orang-orang yang dimurkai ?
Dengan memperhatikan dan mengamalkan pesan imam Ghazali tentang kesempurnaan puasa tersebut, semoga Allah menerima puasa kita Amiin ya rabb.
RENUNGAN RAMADHAN
Sahabatku seiman ........,
Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang dimuliakan Allah ...
Dengan membawa berkah rahmat dan karunia serta maghfirahnya ...
Bulan yang paling mulia disisi Allah ...
Bulan yang menjadi tamu agung bagi umat islam yg bertaqwa ...
Bulan yang selalu dinanti-nantikan ... Karena salah satu harinya bernilai 1000 bulan
Begitu mulia tamu agung yang akan datang itu ...
Hari harinya adalah malam yang paling utama jam demi jam adalah waktu yg paling utama ....
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh NYA ...
Di bulan ini nafasmu menjadi tasbih ... Tidurmu menjadi ibadah ...
Amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabahkan ...
Bermohonlah kepada Allah dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam ...
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan di bulan yang agung ini ...
Kenanglah dengan rasa lapar dan dahaga sebagaimana dahaganya kaum fakir dan miskin bersedekahlah kepada kaum fukara wal masakin muliakan orang tuamu ...
sayangilah yang muda ... sambunglah tali persaudaraanmu ... jaga lidahmu dari hal2 yang tidak sepatutnya diucapkan ....
Tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya ...
Dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya ...
Kasihanilah anak yatim niscaya keturunanmu dikasihi ...
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu ....
Angkatlah tanganmu untuk berdoa di waktu sholatmu karena itu saat paling utama tatkala Allah azza wajalla memandang hambanya dengan penuh kasih ...
Ingatlah akan diri kita sahabat ..............
Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu maka bebaskanlah dengan istighfar ...
Punggung-punggungmu berat karena dosa-dosamu maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu ...
Ketahuilah ... Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaranNya bahwa dia tidak akan mengancam dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan rabbal alamin ...
Sahabatku terkasih ...
Barang siapa diantaramu memberi buka kepada kepada orang-orang mukmin di bulan puasa yang mulia ini maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan diampuni atas dosa-dosa ... renungkan maghfirahnya ...
bila sahabat melakukan sesuatu di bulan ramadhan ini ? .........
Siapa yg membaguskan akhlaqnya di bulan ini ..... maka ia akan berhasil melewati shirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir ....... siapa yang meringankan pekerjaan para hamba sahaya maka Allah akan meringankan pemeriksaan dihari kiamat ...........
Barang siapa menahan kejelekan perbuatan maka Allah akan menahan murka Nya pada hari ia berjumpa dengan Nya ..............
Barang siapa memuliakan anak yatim ............ Maka Allah akan memuliakan pada hari ia berjumpa dengan Nya ..............
Barang siapa menyambung tali persaudaraan ............ Maka Allah akan menghubungkan dia dgn rahmatNya pada hari berjumpa dengan Nya ...........
Barang siapa shalat sunat maka Allah akan menulis baginya kebebasan dari api neraka ...
Barang siapa melakukan shalat fardhu maka Allah akan memberi ganjaran 70x dari bulan lain
Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku maka Allah akan memberatkan timbangannya tatkala timbangannya ditimbang ............
Barang siapa membaca satu ayat Alquran maka ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al Quran di bulan lain ................
Sungguh mulia tamu yang akan datang itu sahabat ...........,
Bulan yang selalu membawa berkah dan maghfirahnya bulan dimana surga dibuka lebar-lebar ............ pintu neraka ditutup rapat-rapat ..................... ! dan setan-setan dibelengggu ................ !
Wahai sahabatku terkasih ........, beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu agung sudahkah kita semua siap menerima kehadiran tamu yg istimewa yg selalu dirindukan hamba Allah yang beriman ..........
Mari kita sambut kedatangan tamu itu dengan penuh keikhlasan dan keimanan jangan sampai kita kehilangan maghfirahnya dari bulan yang sangat mulia itu ............
Ucapkanlah marhaban ya ramadhan ....................... !
Marhaban ya bulan yang penuh berkah ..................... !
Marhaban ya marhaban ........................................ !
Wassalam,
Note : mutiara hikmah ini disadur dari khotbah Rosulullah menjelang datangnya bulan ramadhan
Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang dimuliakan Allah ...
Dengan membawa berkah rahmat dan karunia serta maghfirahnya ...
Bulan yang paling mulia disisi Allah ...
Bulan yang menjadi tamu agung bagi umat islam yg bertaqwa ...
Bulan yang selalu dinanti-nantikan ... Karena salah satu harinya bernilai 1000 bulan
Begitu mulia tamu agung yang akan datang itu ...
Hari harinya adalah malam yang paling utama jam demi jam adalah waktu yg paling utama ....
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh NYA ...
Di bulan ini nafasmu menjadi tasbih ... Tidurmu menjadi ibadah ...
Amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabahkan ...
Bermohonlah kepada Allah dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam ...
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan di bulan yang agung ini ...
Kenanglah dengan rasa lapar dan dahaga sebagaimana dahaganya kaum fakir dan miskin bersedekahlah kepada kaum fukara wal masakin muliakan orang tuamu ...
sayangilah yang muda ... sambunglah tali persaudaraanmu ... jaga lidahmu dari hal2 yang tidak sepatutnya diucapkan ....
Tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya ...
Dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya ...
Kasihanilah anak yatim niscaya keturunanmu dikasihi ...
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu ....
Angkatlah tanganmu untuk berdoa di waktu sholatmu karena itu saat paling utama tatkala Allah azza wajalla memandang hambanya dengan penuh kasih ...
Ingatlah akan diri kita sahabat ..............
Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu maka bebaskanlah dengan istighfar ...
Punggung-punggungmu berat karena dosa-dosamu maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu ...
Ketahuilah ... Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaranNya bahwa dia tidak akan mengancam dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan rabbal alamin ...
Sahabatku terkasih ...
Barang siapa diantaramu memberi buka kepada kepada orang-orang mukmin di bulan puasa yang mulia ini maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan diampuni atas dosa-dosa ... renungkan maghfirahnya ...
bila sahabat melakukan sesuatu di bulan ramadhan ini ? .........
Siapa yg membaguskan akhlaqnya di bulan ini ..... maka ia akan berhasil melewati shirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir ....... siapa yang meringankan pekerjaan para hamba sahaya maka Allah akan meringankan pemeriksaan dihari kiamat ...........
Barang siapa menahan kejelekan perbuatan maka Allah akan menahan murka Nya pada hari ia berjumpa dengan Nya ..............
Barang siapa memuliakan anak yatim ............ Maka Allah akan memuliakan pada hari ia berjumpa dengan Nya ..............
Barang siapa menyambung tali persaudaraan ............ Maka Allah akan menghubungkan dia dgn rahmatNya pada hari berjumpa dengan Nya ...........
Barang siapa shalat sunat maka Allah akan menulis baginya kebebasan dari api neraka ...
Barang siapa melakukan shalat fardhu maka Allah akan memberi ganjaran 70x dari bulan lain
Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku maka Allah akan memberatkan timbangannya tatkala timbangannya ditimbang ............
Barang siapa membaca satu ayat Alquran maka ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al Quran di bulan lain ................
Sungguh mulia tamu yang akan datang itu sahabat ...........,
Bulan yang selalu membawa berkah dan maghfirahnya bulan dimana surga dibuka lebar-lebar ............ pintu neraka ditutup rapat-rapat ..................... ! dan setan-setan dibelengggu ................ !
Wahai sahabatku terkasih ........, beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu agung sudahkah kita semua siap menerima kehadiran tamu yg istimewa yg selalu dirindukan hamba Allah yang beriman ..........
Mari kita sambut kedatangan tamu itu dengan penuh keikhlasan dan keimanan jangan sampai kita kehilangan maghfirahnya dari bulan yang sangat mulia itu ............
Ucapkanlah marhaban ya ramadhan ....................... !
Marhaban ya bulan yang penuh berkah ..................... !
Marhaban ya marhaban ........................................ !
Wassalam,
Note : mutiara hikmah ini disadur dari khotbah Rosulullah menjelang datangnya bulan ramadhan
Sabtu, 16 Agustus 2008
BEKERJA KERAS (kiriman Buce)
Pada suatu hari setelah Rasulullah selesai menunaikan shalat fardhu berjama'ah dengan para sahabat dan pengikutnya, setelah mengakhiri khotbah dan seperti biasa Beliau, para Sahabat dan pengikutnya bersalam-salaman; dan pada saat bersalaman dengan salah satu pengikutnya Beliau merasakan salaman dari tangan yang kasar kulitnya, oleh karena itu Beliau menahan salaman tersebut sembari bertanya , wahai Saudaraku mengapa tanganmu ini rusak dan kasar...; maka dijawab oleh si pemilik tangan, bahwa tangan ini sehari-hari aku gunakan dalam pekerjaanku untuk mencari nafkah sebagai pemecah batu. Dan mendengar penjelasan tersebut, Rasulullah langsung menarik tangan tersebut dan diciumnya sembari mengatakan bahwa ini tangan ALLAH karena kau gunakan untuk “berkerja keras” menghidupi Isteri dan Anak-2mu..
Demikianlah Rasulullah memberi penghargaan kepada pengikutnya sekaligus memotivasi hamba ALLAH yang berkerja keras untuk mencari nafkah dalam kehidupan sehari-hari, dan sangat menyentuh perasaan dan memberi semangat, serta dirasa kesejukan dihati dan penuh rasa kasih sayang kepada pengikutnya. ..
Siapa yang tak ingin tangannya dicium oleh Rasulullah kekasih ALLAH SWT..... ? Subhanallah. ..
“Keutamaan Bekerja”
“Jika selesai mengerjakan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Nya, dan perbanyaklah mengingat ALLAH agar kamu beruntung.” (QS Al-Jumuah [62]: 10)
Islam mengajarkan umatnya bekerja keras untuk mencari nafkah, baik untuk mencukupi kebutuhan sendiri maupun keluarga, dan jangan hanya menggantungkan hidupnya pada belas kasihan orang lain.
“Sungguh pagi-pagi seorang berangkat, lalu membawa kayu bakar diatas punggungnya, ia bersedekah dengannya dan mendapatkan kecukupan dengannya, sehingga tidak meminta-minta kepada orang lain, jauh lebih baik baginya daripada meminta kepada orang lain, mereka memberinya atau menolaknya. Ini karena tangan yang diatas jauh lebih baik daripada tangan dibawah, dan mulailah dari orang yang menjadi tanggungan Anda.” (HR Muslim dan Turmudzi).
Mencari kayu bakar dihutan lalu menjualnya – dan pekerjaan “sepele” lainnya – merupakan pekerjaan mulia dimata ALLAH SWT dan Rasul Nya. Karena itulah Islam memberi penghargaan kepada mereka yang bekerja keras mencari nafkah. “Orang yang berusaha keras mengejar kesejahteraan dunia dengan cara-cara yang benar, dengan menjauhkan diri dari meminta-minta kepada orang lain untuk membiayai keluarganya, dan bersikap baik kepada tetangga, maka pada hari kiamat dia akan dibangkitkan ALLAH dengan wajah cemerlang seperti bulan purnama.” (HR Abu Naim).
Hadis diatas mengajarkan kita untuk mencari nafkah dengan cara halal. Seorang pedagang, misalnya, tidak menipu pembeli atau curang dalam menakar. Karyawan dan Direksi sebuah perusahaan tidak korupsi atau melakukan mark-up. Hakim dan Jaksa tidak menjual perkara.
Begitupun dengan para pejabat, dari tingkat desa sampai kepada presiden, tidak korupsi atau menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya untuk kepentingan diri dan golongannya. Betapa banyak mereka yang tergelincir karena curang dalam mencari nafkah. Banyak mantan pejabat masuk bui karena terbukti korupsi. Atau pelanggan yang kehilangan pelanggan karena curang dalam menakar.
Karena itulah kita harus banyak mengingat ALLAH SWT saat bekerja. Jangan melanggar larangan ALLAH SWT dalam berbisnis. Percayalah bahwa ALLAH Maha Mengetahui. Dia melihat apa yang kita kerjakan.
Jadi tak ada gunanya curang. Sebab perbuatan itu nanti akan kita pertanggungjawabkan dihadapan ALLAH SWT. “Pada hari ini kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS Yasin [36]:65).
Artikel tersebut dikutip dari koran Republika, Kolom Hikmah, yang ditulis oleh: Rusdiono Mukri.
Tips Semangat bekerja dari seorang yang bijak: “apabila hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka itu adalah kesialan; tetapi apabila hari ini sama dengan hari kemarin, maka itu adalah kerugian; dan apabila hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka itu adalah keberuntungan.
Selamat bekerja keras para Sahabat yang tergabung dalam “Gemilang 77”, bawalah serta ALLAH SWT. dalam segala bekerja dengan cara yang diridhai oleh NYA....Wallahu a’lam bish shawab.
Jumat, 15 Agustus 2008
Biarkan Allah Menilaimu. (Ole')
Biarkan Allah Menilaimu
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk dibalik perbuatan baik yang kau lakukan itu. Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi, teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.
Apa yang engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti, tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kebahagiaan dan kedamaian di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin besok akan di lupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan mungkin itu tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Apabila engkau mencintai seseorang dengan ikhlas dan tanpa pamrih, mungkin ia tidak akan berbuat seperti apa yang engkau lakukan. Tetapi tetaplah mencintainya tanpa pamrih karena Allah Maha Mengetahui dan Mahaadil, lagi Bijaksana, Hakim dari segala hakim.
Sadarilah, bahwa semua yang engkau katakan dan lakukan itu ada di antara engkau dan Tuhanmu. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pikir dan pedulikan apa yang engkau lakukan atas orang lain, dimana orang lain akan berpikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah, bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang jujur dan berbuat baik. Dan Dia dapat melihat ketulusan hatimu.
Yang dinamakan Muslim itu adalah apabila muslim lainnya selamat dari keburukan lidah dan tangannya. (Hadits)
Takwalah kamu pada Allah di mana saja kamu berada, dan lakukanlah perbuatan baik untuk menipiskan perbuatan burukmu yang akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan memberikannya jalan keluar terbaik, dan akan memberikan rezeki padanya dari sumber yang tidak ia sangka-sangka. (Al-Quran)
Allahu 'alamu bish-showab.
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk dibalik perbuatan baik yang kau lakukan itu. Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi, teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.
Apa yang engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti, tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kebahagiaan dan kedamaian di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin besok akan di lupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan mungkin itu tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Apabila engkau mencintai seseorang dengan ikhlas dan tanpa pamrih, mungkin ia tidak akan berbuat seperti apa yang engkau lakukan. Tetapi tetaplah mencintainya tanpa pamrih karena Allah Maha Mengetahui dan Mahaadil, lagi Bijaksana, Hakim dari segala hakim.
Sadarilah, bahwa semua yang engkau katakan dan lakukan itu ada di antara engkau dan Tuhanmu. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pikir dan pedulikan apa yang engkau lakukan atas orang lain, dimana orang lain akan berpikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah, bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang jujur dan berbuat baik. Dan Dia dapat melihat ketulusan hatimu.
Yang dinamakan Muslim itu adalah apabila muslim lainnya selamat dari keburukan lidah dan tangannya. (Hadits)
Takwalah kamu pada Allah di mana saja kamu berada, dan lakukanlah perbuatan baik untuk menipiskan perbuatan burukmu yang akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan memberikannya jalan keluar terbaik, dan akan memberikan rezeki padanya dari sumber yang tidak ia sangka-sangka. (Al-Quran)
Allahu 'alamu bish-showab.
Rabu, 13 Agustus 2008
Inside Ka'abah
Saudaraku seiman, gambar ini (bagian dalam Baitullah) adalah hadiah istimewa bagi kita semua (terutama bagi yang belum pernah masuk atau belum pernah melihat/memiliki gambar seperti ini, seperti saya). Silahkan disebarkan ke saudara yg lain.
(posted by Aries)
Tak bosan-bosan rasanya membaca kisah ini... AIRMATA RASULULLAH SAW...
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. "Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah,aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat ai manu kum" (Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu). Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii,ummatii,ummatiii?" (Umatku, umatku, umatku !) Dan, berakhirlah hidup manusia termulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya ? Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Tafsir Surat al-Falaq
ALLAH PELINDUNG BAGI SEMUA UMAT MANUSIA
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ(1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ(2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ(3)
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ(4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ(5)
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ(4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ(5)
(1) Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai Subuh. (2) Dari kejahatan makhluk-Nya. (3) Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. (4) Dan dari kejahatan tukang sihir yang menghembus pada buhul. (5) Dan dari kejahatan orang yang mendengki apabila ia mendengki.
Surat ini terdiri dari lima ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah Surat al-Fiil. Nama al-Falaq diambil dari kata “Falaq” yang terdapat pada akhir ayat pertama yang artinya waktu Shubuh. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Zubeir, demikian juga dari Ibnu Abbas dan Mujahid, menjelaskan bahwa al-Falaq artinya adalah waktu shubuh. Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud al-Falaq adalah ciptaan Allah atau makhluk. Ad-Dhahhak berkata: “Allah swt memerintahkan Nabi-Nya, yaitu Nabi Muhammad saw agar berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan makhluk.” (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Darul Fikr, Cairo, vol. IV, hal.573)
Uraian dan Tafsir
(1) Dalam ayat ini, Allah swt membimbing Nabi saw dan umatnya agar selalu berlindung kepada-Nya. Tuhan yang memiliki dan menguasai waktu shubuh. Waktu shubuh adalah waktu yang memisahkan antara malam dan siang yang kehadirannya senantiasa disambut oleh makhluk Allah dengan harapan yang cerah. Umat manusia menyambut kedatangan waktu shubuh dengan dzikir, tahmid, takbir, dan shalat memuji keagungan-Nya. Burung-burung dengan berbagai macam jenisnya menyambutnya dengan berkicau, ayam jantan berkokok bersahut-sahutan, dan makhluk lain menyambutnya dengan penuh harapan.
Kata Falaq menurut beberapa ahli tafsir diartikan juga dengan arti makhluq, yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah, atau segala sesuatu selain dari pada-Nya. Namun demikian kata “Falaq” menurut pendapat yang masyhur adalah “Waktu Shubuh”.
(2) Ayat ini mengarahkan umat manusia agar berlindung kepada Allah dari segala kejahatan yang dilakukan makhluk-Nya, seperti manusia, jin, hewan, dan kejahatan-kejahatan makhluk lain.
(3) Kita juga diperintahkan agar berlindung dari kejahatan malam, apabila telah kelam, yaitu malam yang semakin larut. Kita diperintahkan berlindung dari kejahatan malam, maksudnya berlindung dari segala kejahatan yang terjadi pada malam hari, karena sebagian besar kejahatan terjadi di malam hari. Mengenai hal ini, jika dilakukan penelitian, pasti akan dijumpai bahwa kejahatan lebih banyak terjadi di waktu malam. Atau paling tidak direncakan pada malam hari. Dengan demikian, kita diperintahkan berlindung kepada-Nya.
(4) Ayat ini mengarahkan kita agar memohon perlindungan kepada Allah swt dari kejahatan para tukang sihir atau kelompok black magic yang selalu berbuat jahat dan meresahkan masyarakat. Perbuatan tukang sihir ini senantiasa membuat keresahan pada hati manusia, sehingga memisahkan seseorang dari istri atau suaminya, dari anak atau keluarganya, dari teman dan handai taulannya. Mereka juga mengusahakan bencana pada diri seseorang atau keluarganya.
(5) Ayat terakhir ini membimbing kita agar berlindung kepada Allah swt, dari kejahatan orang-orang yang hasad atau dengki apabila mereka mendengki. Dengki atau hasad adalah merupakan penyakit rohani yang mengotori hati manusia. Orang yang dengki adalah orang yang merasa berat, benci, atau sakit apabila ada orang lain yang mendapat kebaikan, keuntungan, dan kenikmatan. Sikap dengki akan menghilangkan kebaikan-kebaikan pada diri seseorang andaikata ia tidak segera bertobat, yaitu dengan meninggalkan perbuatan dengkinya. Dengki menghilangkan amal baik dan amal ibadah sesorang seperti api yang membakar habis kayu bakar.
Persesuaian surat ini dengan Surat al-Ikhlash terutama berkaitan dengan ajaran mengenai Tauhid atau keesaan Allah swt. Dalam Surat al-Ikhlash diterangkan, bahwa Allah swt yang disembah itu adalah Maha Esa. Dialah yang menjadi tujuan semua makhluk agar memperoleh keridhaan dan karunia-Nya. Dalam surat ini, Allah swt memerintahkan Nabi dan orang-orang beriman, agar berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan lahir dan batin. Berlindung kepada-Nya dari segala kejatahatan para pendengki dan orang-orang jahat apabila mendengki, menghasut, dan melakukan perbuatan tercela lainnya.
Sikap dengki senantiasa ada pada diri seseorang, andaikata ia tidak berusaha menghilangkannya. Orang yang bersikap dengki terhadap orang lain akan merugikan diri sendiri, karena kedengkiannya tidak akan dapat menghalangi kebaikan dan kenikmatan yang diperoleh seseorang dari karunia Allah swt. Sebaliknya, dengan sikap yang tercela itu, ia akan diketahui orang lain dan mengakibatkan nama baiknya dicampakkan di mata masyarakat sekelilingnya.
Kesimpulan
(1) Nabi dan umatnya diarahkan agar senantiasa berlindung kepada Allah swt. (2) Kejahatan-kejahatan banyak terjadi di waktu malam, atau paling tidak direncanakan di waktu malam. (3) Kejahatan orang-orang dengki dan para tukang sihir tidak akan berpengaruh terhadap seseorang apabila ia senantiasa berlindung pada Allah swt. (4) Sihir dan perbuatan jahat lainnya merupakan perbuatan yang sangat tercela dan dimurkai Allah, serta akan mencampakkan seseorang pada noda-noda syirik. (*)
MENCARI MALAM QADAR
Rekan & Rekanita Gemilang77,
Insya Allah sebentar lagi kita akan menemui bln Ramadhan....
Semoga bermafaat....
(posted by Nanank)
Malam Qadar (Lailatul Qadr) adalah malam yang memiliki nilai kemuliaan tersendiri di sisi Allah swt. Barang siapa yang beribadah di dalamnya, maka pahalanya lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang shalat di dalamnya satu rakaat, maka ia sama juga dengan melaksanakan shalat sebanyak seribu rakaat. Demikian agungnya malam ini sampai-sampai Allah merahasiakan kapan terjadinya malam tersebut. Demikian ini agar setiap kaum muslimin tetap istiqamah dalam ibadah dan bersungguh-sungguh mencarinya selama bulan Ramadhan masih ada.
Malam Ganjil Dari Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Kendati dirahasiakan, malam yang agung tersebut akhirnya diberitakan oleh Rasulullah saw bahwa adanya pada sepuluh hari terakhir yang ganjil di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits dari Abu Salamah bahwa suatu ketika ia pergi menuju Abu Sa’id al-Khudri. Setibanya di sana, ia langsung mengajak Abu Sa’id ke sebuah tempat di bawah pohon kurma dan memintanya agar menceritakan apa yang didengarnya dari Nabi saw seputar lailatul qadar.
Abu Sa’id menjawab, “Rasulullah saw beritikaf pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, kami pun ikut beritikaf bersamanya. Kemudian Jibril datang kepada beliau dan berkata, “Sesungguhnya malam yang engkau cari itu ada di depanmu.” Maka beliau pun beriktikaf lagi sepuluh hari paruh kedua bulan Ramadhan. Jibril datang kembali dan berkata kepada beliau, “Sesungguhnya malam yang engkau cari itu ada di depanmu.” Maka di pagi hari tanggal 20 Ramadhan, Nabi saw berceramah: “Siapa yang mau beriktikaf bersama Nabi saw, maka hendaklah ia pulang sekarang. Sesungguhnya aku melihat Lailatul Qadar tetapi aku lupa kapan persisnya. Yang jelas malam itu berada di sekitar sepuluh hari terakhir yang ganjil. Ketika itu aku sujud pada tanah liat yang berair.” Sebagaimana diketahui, atap masjid Nabawi terbuat dari pelapah pohon korma. Saat itu, kami tidak melihat apa-apa di langit. Kemudian hujan turun. Kami shalat bersama Nabi sehingga aku melihat bekas tanah dan air menempel di kening Rasulullah saw. Aku pun yakin bahwa perkataan beliau tersebut adalah benar.” (Muhammad Ibrahim:1986:157)
Hakikat Malam Qadar
Allah swt berfirman: “Malam kemuliaan (al-Qadr) itu lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr, 97: 3-5).
Dari ayat tersebut, paling tidak ada empat pendapat ulama tentang makna al-Qadr. Pertama, penetapan. Malam al-Qadr adalah malam penetapan Allah atas perjalanan hidup makhluk selama satu tahun. Pendapat ini mengacu pada beberapa dalil antara lain firman Allah: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. al-Dukhan, 44: 3-4).
Kedua, peringatan. Yakni pada malam turunnya al-Qur’an, Allah swt mengatur khittah atau strategi bagi Nabi-Nya (Muhammad saw) guna mengajak manusia kepada kebajikan. Ketiga, kemuliaan. Ini berarti bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Qur’an pada malam yang mulia. Malam tersebut menjadi mulia karena kemuliaan al-Qur’an sebagaimana Nabi-Nya (Muhammad saw) mendapat kemuliaan dengan wahyu yang beliau terima. Ada juga yang memahami kemuliaan tersebut dalam kaitannya dengan ibadah, dalam arti bahwa ibadah pada malam tersebut mempunyai nilai tambah berupa kemuliaan dan ganjaran tersendiri, berbeda dengan malam-malam lain. Ada juga yang berpendapat bahwa orang-orang yang tadinya tidak memiliki kedudukan yang tinggi akan mendapatkan kemuliaan, apabila pada malam itu mereka dengan khusyu’ tunduk kepada Allah, menyadari dosa-dosanya serta bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Keempat, sempit. Yaitu ketika al-Qur’an diturunkan, malaikat-malaikat dari langit banyak yang turun ke bumi sehingga bumi pun menjadi sempit. (M. Quraish Shihab:2004: XV/426-427)
Malam Qadr Sebagai Tolok Ukur Keimanan
Beristiqamah dalam beribadah sepanjang bulan Ramadhan adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Rasulullah saw sendiri tidak henti-hentinya beritikaf selama bulan Ramadhan. Hanya saja frekuensi itikaf beliau diintensifkan dengan menyuruh seluruh isi rumahnya untuk bersama-sama pergi ke masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan suci ini.
Di antara hikmah kenapa Allah tidak menginformasikan kapan persisnya malam al-Qadr itu datang, agar hamba-hambaNya bersikeras untuk memburu dan mencarinya sepanjang malam-malam bulan Ramadhan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa karakteristik manusia condong pada hal-hal yang enak dan santai. Ketika siang hari mereka letih berpuasa, tentu pada malam harinya mereka ingin beristirahat dengan puas dan mengembalikan staminanya seperti semula. Lebih-lebih jiwa manusia mudah sekali bosan apabila melakukan sesuatu yang monoton. Tidak heran apabila di hari-hari awal bulan Ramadhan, mereka tekun berpuasa, bersedekah, dan bertadarus, serta beriktikaf di masjid, tetapi hari-hari berikutnya mereka merasa jenuh dan satu persatu meninggalkan itu semua.
Dengan demikian, perlu adanya motivator yang mendorong mereka untuk tetap beristiqamah dalam beribadah mulai awal sampai akhir bulan Ramadhan, bahkan sampai tahun berikutnya. Adanya lailatul qadr adalah salah satu pendorong mereka agar bersungguh-sungguh dalam beribadah dan mencari malam yang mulia ini selama bulan Ramadhan. Adapun informasi Jibril yang memberitahukan kepada Nabi saw bahwa malam al-Qadr itu terdapat pada sepuluh hari terakhir yang ganjil di bulan Ramadhan, menunjukkan atas mulianya malam-malam tersebut. Dengan meningkatkan ibadah di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir di bulan yang penuh berkah ini, diharapkan Allah akan menjadikan penutup bulan ini sebagai penutup yang baik dan penuh berkah bagi mereka yang mengisinya dengan amal dan ibadah.
Begitu pula lailatul qadr dapat dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seseorang. Jika seseorang mendapatkan malam ini pada bulan Ramadhan, maka ia akan beristiqamah dalam beribadah di bulan-bulan berikutnya. Karena Ramadhan adalah kawah candra dimuka untuk menempa jiwa seorang muslim dalam menjalankan ibadahnya kepada Allah swt dan menjauhi larangan-Nya.
Keimanan berbeda dengan pengetahuan. Iman bersumber dari dalam hati, sedangkan pengetahuan bersumber dari akal. Tidak sulit mengubah pendapat yang didasarkan pada ilmu dan nalar, tetapi sangat sulit mengubah idea dan kepercayaan yang bersumber dan berada di dalam hati. Boleh jadi seseorang mengetahui sesuatu, tetapi hatinya tidak dapat mempercayainya. Iman serupa dengan rasa kagum. Dua orang yang memiliki pengetahuan yang sama tentang satu objek, boleh jadi kekaguman di antara keduanya berbeda. Keimanan pun demikian. Pengetahuan memang mengukuhkan iman, tetapi ia bukan syarat bagi lahirnya iman.
Memburu Lailatul Qadr selama bulan Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan suci ini, akan memanifestasikan keistiqamahan dalam beribadah dan meningkatkan nilai keimananan yang berujung pada ketakwaan kepada Allah swt. Dan inilah main target dari adanya perintah puasa Ramadhan.(*)
Subhanaallah...
Insya Allah sebentar lagi kita akan menemui bln Ramadhan....
Semoga bermafaat....
(posted by Nanank)
Malam Qadar (Lailatul Qadr) adalah malam yang memiliki nilai kemuliaan tersendiri di sisi Allah swt. Barang siapa yang beribadah di dalamnya, maka pahalanya lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang shalat di dalamnya satu rakaat, maka ia sama juga dengan melaksanakan shalat sebanyak seribu rakaat. Demikian agungnya malam ini sampai-sampai Allah merahasiakan kapan terjadinya malam tersebut. Demikian ini agar setiap kaum muslimin tetap istiqamah dalam ibadah dan bersungguh-sungguh mencarinya selama bulan Ramadhan masih ada.
Malam Ganjil Dari Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Kendati dirahasiakan, malam yang agung tersebut akhirnya diberitakan oleh Rasulullah saw bahwa adanya pada sepuluh hari terakhir yang ganjil di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits dari Abu Salamah bahwa suatu ketika ia pergi menuju Abu Sa’id al-Khudri. Setibanya di sana, ia langsung mengajak Abu Sa’id ke sebuah tempat di bawah pohon kurma dan memintanya agar menceritakan apa yang didengarnya dari Nabi saw seputar lailatul qadar.
Abu Sa’id menjawab, “Rasulullah saw beritikaf pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, kami pun ikut beritikaf bersamanya. Kemudian Jibril datang kepada beliau dan berkata, “Sesungguhnya malam yang engkau cari itu ada di depanmu.” Maka beliau pun beriktikaf lagi sepuluh hari paruh kedua bulan Ramadhan. Jibril datang kembali dan berkata kepada beliau, “Sesungguhnya malam yang engkau cari itu ada di depanmu.” Maka di pagi hari tanggal 20 Ramadhan, Nabi saw berceramah: “Siapa yang mau beriktikaf bersama Nabi saw, maka hendaklah ia pulang sekarang. Sesungguhnya aku melihat Lailatul Qadar tetapi aku lupa kapan persisnya. Yang jelas malam itu berada di sekitar sepuluh hari terakhir yang ganjil. Ketika itu aku sujud pada tanah liat yang berair.” Sebagaimana diketahui, atap masjid Nabawi terbuat dari pelapah pohon korma. Saat itu, kami tidak melihat apa-apa di langit. Kemudian hujan turun. Kami shalat bersama Nabi sehingga aku melihat bekas tanah dan air menempel di kening Rasulullah saw. Aku pun yakin bahwa perkataan beliau tersebut adalah benar.” (Muhammad Ibrahim:1986:157)
Hakikat Malam Qadar
Allah swt berfirman: “Malam kemuliaan (al-Qadr) itu lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr, 97: 3-5).
Dari ayat tersebut, paling tidak ada empat pendapat ulama tentang makna al-Qadr. Pertama, penetapan. Malam al-Qadr adalah malam penetapan Allah atas perjalanan hidup makhluk selama satu tahun. Pendapat ini mengacu pada beberapa dalil antara lain firman Allah: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. al-Dukhan, 44: 3-4).
Kedua, peringatan. Yakni pada malam turunnya al-Qur’an, Allah swt mengatur khittah atau strategi bagi Nabi-Nya (Muhammad saw) guna mengajak manusia kepada kebajikan. Ketiga, kemuliaan. Ini berarti bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Qur’an pada malam yang mulia. Malam tersebut menjadi mulia karena kemuliaan al-Qur’an sebagaimana Nabi-Nya (Muhammad saw) mendapat kemuliaan dengan wahyu yang beliau terima. Ada juga yang memahami kemuliaan tersebut dalam kaitannya dengan ibadah, dalam arti bahwa ibadah pada malam tersebut mempunyai nilai tambah berupa kemuliaan dan ganjaran tersendiri, berbeda dengan malam-malam lain. Ada juga yang berpendapat bahwa orang-orang yang tadinya tidak memiliki kedudukan yang tinggi akan mendapatkan kemuliaan, apabila pada malam itu mereka dengan khusyu’ tunduk kepada Allah, menyadari dosa-dosanya serta bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Keempat, sempit. Yaitu ketika al-Qur’an diturunkan, malaikat-malaikat dari langit banyak yang turun ke bumi sehingga bumi pun menjadi sempit. (M. Quraish Shihab:2004: XV/426-427)
Malam Qadr Sebagai Tolok Ukur Keimanan
Beristiqamah dalam beribadah sepanjang bulan Ramadhan adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Rasulullah saw sendiri tidak henti-hentinya beritikaf selama bulan Ramadhan. Hanya saja frekuensi itikaf beliau diintensifkan dengan menyuruh seluruh isi rumahnya untuk bersama-sama pergi ke masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan suci ini.
Di antara hikmah kenapa Allah tidak menginformasikan kapan persisnya malam al-Qadr itu datang, agar hamba-hambaNya bersikeras untuk memburu dan mencarinya sepanjang malam-malam bulan Ramadhan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa karakteristik manusia condong pada hal-hal yang enak dan santai. Ketika siang hari mereka letih berpuasa, tentu pada malam harinya mereka ingin beristirahat dengan puas dan mengembalikan staminanya seperti semula. Lebih-lebih jiwa manusia mudah sekali bosan apabila melakukan sesuatu yang monoton. Tidak heran apabila di hari-hari awal bulan Ramadhan, mereka tekun berpuasa, bersedekah, dan bertadarus, serta beriktikaf di masjid, tetapi hari-hari berikutnya mereka merasa jenuh dan satu persatu meninggalkan itu semua.
Dengan demikian, perlu adanya motivator yang mendorong mereka untuk tetap beristiqamah dalam beribadah mulai awal sampai akhir bulan Ramadhan, bahkan sampai tahun berikutnya. Adanya lailatul qadr adalah salah satu pendorong mereka agar bersungguh-sungguh dalam beribadah dan mencari malam yang mulia ini selama bulan Ramadhan. Adapun informasi Jibril yang memberitahukan kepada Nabi saw bahwa malam al-Qadr itu terdapat pada sepuluh hari terakhir yang ganjil di bulan Ramadhan, menunjukkan atas mulianya malam-malam tersebut. Dengan meningkatkan ibadah di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir di bulan yang penuh berkah ini, diharapkan Allah akan menjadikan penutup bulan ini sebagai penutup yang baik dan penuh berkah bagi mereka yang mengisinya dengan amal dan ibadah.
Begitu pula lailatul qadr dapat dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seseorang. Jika seseorang mendapatkan malam ini pada bulan Ramadhan, maka ia akan beristiqamah dalam beribadah di bulan-bulan berikutnya. Karena Ramadhan adalah kawah candra dimuka untuk menempa jiwa seorang muslim dalam menjalankan ibadahnya kepada Allah swt dan menjauhi larangan-Nya.
Keimanan berbeda dengan pengetahuan. Iman bersumber dari dalam hati, sedangkan pengetahuan bersumber dari akal. Tidak sulit mengubah pendapat yang didasarkan pada ilmu dan nalar, tetapi sangat sulit mengubah idea dan kepercayaan yang bersumber dan berada di dalam hati. Boleh jadi seseorang mengetahui sesuatu, tetapi hatinya tidak dapat mempercayainya. Iman serupa dengan rasa kagum. Dua orang yang memiliki pengetahuan yang sama tentang satu objek, boleh jadi kekaguman di antara keduanya berbeda. Keimanan pun demikian. Pengetahuan memang mengukuhkan iman, tetapi ia bukan syarat bagi lahirnya iman.
Memburu Lailatul Qadr selama bulan Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan suci ini, akan memanifestasikan keistiqamahan dalam beribadah dan meningkatkan nilai keimananan yang berujung pada ketakwaan kepada Allah swt. Dan inilah main target dari adanya perintah puasa Ramadhan.(*)
Subhanaallah...
Langganan:
Postingan (Atom)